OPEN ACCESS PEER-REVIEWED | RESEARCH ARTICLE

Main Article Content

Authors

Helmi Zuryani
Boby Muslimin
Khusnul Khotimah

Abstract

The ability of climbing perch, Anabas testudineus (Bloch, 1792) to grow effectively can be done for a sex reversal using natural steroids active ingredient which are derived from cow’s milk through immersion of the fish larvae. This research aims to increase the ratio of the female sex, survival, and growth of the larvae of climbing perch. The research material is a juvenile of 7 days old which is gained from induce breeding methods. The research was conducted at a hatchery. Sex ratio was observed in biology laboratory and water quality was observed in chemical laboratory of the University of Muhammadiyah Palembang from March to May 2016. Post-larva was immersed with three media for the treatment i.e. cow’s milk (P1), soya milk (P2) and the mix (P3). The immersion was done by 10 hours; used 2 ml L-1 dozed on each part and 50 post-larva were immersed on jar sized 10 liters. After immersing the post-larva was reared during 60 days in aquarium sized 30x30x30 cm3 for observation of sex ratio and growth. Sampling method used is a random sampling. The post-larva and water were observed every 10 days with 40% material sample of post-larva. The result showed that best grow is in P1 (61.11%). The length growth is 3.77 cm, biomass growth is 1.69 g, and produce sex ratio of female is 77.78%.


Abstrak


Kemampuan ikan betok, Anabas testudineus (Bloch, 1792) untuk tumbuh secara efektif dapat dilakukan dengan pembe-tinaan menggunakan bahan aktif steroid alami yang berasal dari susu sapi melalui perendaman larva. Penelitian ini ber-tujuan untuk meningkatkan nisbah kelamin betina, sintasan, dan pertumbuhan larva ikan betok. Bahan uji pada peneliti-an ini adalah larva usia tujuh hari yang didapatkan dari hasil pemijahan induk dengan penyuntikan secara semi alami. Tempat pemeliharaan larva dilakukan di panti benih. Penentuan nisbah kelamin larva ikan dilakukan di laboratorium biologi dan pengamatan air diuji di Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dari bulan Maret sampai bulan Mei 2016. Perlakuan uji dilakukan dengan perendaman larva pada media, yaitu susu sapi (P1), susu kedelai (P2), dan campuran keduanya (P3). Masing-masing perlakuan direndam selama 10 jam dengan dosis perlakuan sebesar 2ml L-1 dan larva sebanyak 50 ekor L-1direndam pada stoples ukuran 10 liter. Setelah proses peren-daman, larva dipelihara dalam akuarium ukuran 30x30x30 cm3 selama 60 hari untuk diamati nisbah kelamin dan tingkat pertumbuhannya. Metode sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak. Sampling pada ikan uji dan air diamati setiap 10 hari sekali dengan jumlah sampling sebanyak 40% pada ikan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perendaman dengan larutan susu sapi adalah yang tertinggi, sintasan larva ikan betok sebesar 61,11%, per-tumbuhan panjang sebesar 3,77 cm, pertumbuhan bobot sebesar 1,69 g, dan nisbah kelamin betina sebesar 77,78% .

Keywords:
climbing perch; feminization; cow’s milk and soya milk; immersion;

Downloads article

Download data is not yet available.

Article Details

References

Anggraeni NM, Nurlita A. 2013. Pengaruh pem-berian pakan alami dan pakan buatan ter-hadap pertumbuhan ikan betutu (Oxyeleo-tris marmorata) pada skala laboratorium. Jurnal Seni Pomits, 2(1): 2337-3520.

Ariyanto D, Sumantadinata K, Sudrajat AO 2010. Diferensiasi kelamin tiga genotip ikan nila yang diberi bahan aromatase inhibitor. Jurnal Riset Akuakultur, 5(2): 165-174.

Asyari. 2007. Pentingnya labirin bagi ikan rawa. Bawal: Widya Riset Perrikanan Tangkap, 1(5): 161-167.

Budd AM, Banh QQ, DOmingos JA, Jerry DR. 2015. Sex control in fish: approaches, challenges and opportunities for aquacul-ture. Journal of Marine Science Enginee-ring, 3(2): 329-355.

Chotipuntu P, Avakul P. 2010. Aquaculture po-tential of climbing perch, Anabas testudi-neus in brackish water. Journal of Science and Technology, 7(1): 15-21.

Dunham RA. 2004. Aquaculture and Fisheries Biotechnology: Genetic Approaches. CABI Publ. Cambridge, USA. 357 p.

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penerbit Swadaya. Jakarta. 188 hlm.

Etika D, Muslim, Yulisman. 2013. Perkembang-an diameter telur ikan betok (Anabas testudineus) yang diberi pakan diperkaya vitamin E dengan dosis berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 18(2): 26-36.

Grgurevic N, Koracin J, Maidic G, Snoi T. 2016. Effect of diary estrogens from bovine milk on blood hormone levels and reproductive organs in mice. Journal of Diary Science, 99(8): 1-9.

Hemizuryani, Muslimin B, Yusnita (Editor). 2015. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi VI. Lampung, 3 November 2015. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lampung. pp. 607-622.

Hidayat, Carman O, Alumuddin. 2016. Perbeda-an pertumbuhan ikan papuyu Anabas tes-tudineus jantan dan betina. Jurnal Akua-kultur Indonesia, 15(1): 8-14.

Jannat MK, Rahman MM, Bashar Md.N, Ahmed F, Hossain Md.Y. 2012. Effects of stock-ing density on survival, growth and pro-duction of Thai climbing perch (Anabas testudineus) under fed ponds. Journal of Sains Malaysiana, 41(10): 1205-1210.

Liana YP. 2007. Efektivitas aromatase inhibitor yang diberikan melalui pakan buatan ter-hadap sex reversal ikan nila merah Oreochromis sp. Jurnal Sumberdaya Perairan, 2(1):1-7.

Kwon YJ, Haghpanah V, Kongson-Hurtado ML, Mc Andrew JB, Penman JD. 2000. Mas-culinization of genetic female nile tilapia (Oreochromis niloticus) by dietary admi-nistration of an aromatase inhibitor during sexual differentiation. The Journal of Ex-perimental Zoology, 287(1): 46-53.

Maidie A, Sumoharjo, Asra SW, Ramadhan M, Hidayanto DN. 2015. Pengembangan pembenihan ikan betok (Anabas testudi-neus) untuk skala rumah tangga. Media Akuakultur, 10(1): 31-37.

Mahmood SU, Ali MS, Anwar UM. 2004. Effect of different feed in larval/fry rearing of climbing perch, Anabas testudineus (Bloch) in Bangladesh: II. Growth and survival. Pakistan Journal of Zoology, 36(1): 13-19.

Mardiana TY. 2009. Teknologi pengarahan ke-lamin ikan menggunakan madu. Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1(1): 37-43.

Morioka S, Ito S, Kitamura S, Vongvichith B. 2009. Growth and morphological develop-ment of laboratory-reared larval and juve-nile climbing perch, Anabas testudineus. Ichthyological Research, 56(2): 162-171.

Pinto PIS, Estevao MD, Power DM. Effects of estrogen and estrogenic disrupting com-pounds in fish mineralized. Marine Drugs, 12(8): 4474-4494.

Phelps RP, Sanchez WC, Couturier GM; Abiado M, Dabrowski K. 2001. Studies on fate of methyltestosteron and its metabolism in tilapia and on the use of phytochemicals as an alternative method to produce a mo-nosex population of tilapia.Twenty-First Annual Technical Report. Aquaculture CRSP, Oregon State University, Cprvallis, Oregon, pp. 53-60.

Ross LG, Carlos AMP, Ernesto JM. 2008. Deve-loping native fish species for aquaculture : the interacting demands of biodiversity, sustainable aquaculture and livelihoods. Aquaculture Research, 39(7): 675-683.

Rutten MJM. 2005. Breeding for improved pro-duction of tilapia. Thesis. Wageningen. University of Wageningen. Netherland. 122 p.

Sawitri R, Iskandar S. 2006. Pengaruh pengelo-laan hutan produksi terhadap keragaman Jenis plasma nutfah perairan. Jurnal Plasma Nutfah, 12 (2): 76-82.

Shao C, Li A, Chen S, Zhang P, Lian J, Hu Q, Sun B, Jin L, Liu S, Wang Z. 2017. Epige-netic modification and ingeritance in sexual reversal of fish. Journal of Genom Re-search, 24(4): 604-615.

Susila N. 2016. Pengaruh padat penebaran terha-dap kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus) yang dipelihara da-lam baskom. Jurnal Ilmu Hewan Tropika, 5(2): 72-75.

Wargasasmita, S. 2002. Ikan air tawar endemik Sumatera yang terancam punah. Jurnal Iktiologi Indonesia, 2(2): 41-49.

Wedekind C. 2010. Fish populations surviving estrogen pollution. Bio Medical Central Biology, 12(10): 1-3.

Yuniarti T, Hanif S, Prayoga T, Suroso. 2007. Teknik produksi induk betina ikan nila. Jurnal Budidaya Air Tawar, 4 (1): 32-36.

Zairin Jr. M. 2002. Sex Reversal: Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hlm.